Kebijakan Pariwisata Indonesia Selama Masa Pandemi

Kebijakan Pariwisata Indonesia Selama Masa Pandemi

Adanya wabah covid berkepanjangan, tidak dapat dipungkiri telah membawa dampak penurunan drastis pada sektor pariwisata Indonesia. Adanya kerugian yang dialami tersebut, menjadikan pemerintah membentuk suatu kebijakan pariwisata Indonesia.

Kebijakan ini tentu akan melibatkan semua masyarakat Indonesia. Dengan praktek yang baik, maka perkembangan kebijakan pariwisata Indonesia juga akan bertumbuh dengan baik pula. Sehingga tujuan untuk membangkitkan dan memperbaiki sektor pariwisata ini bisa berjalan dengan baik.

Formulasi Kebijakan Pariwisata di Indonesia

Sebelum membahas lebih lanjut terkait kebijakan di tengah pandemi, kamu juga perlu tahu bahwa Indonesia telah memformulasikan kebijakan pariwisata demi kemajuan sektor ini. Beberapa formulasinya bisa kamu simak berikut ini:

  • E-Tourism

Sesuai dengan namanya, sebagian besar proses perjalanan pariwisata bisa dijalankan secara online.

  • Homestay Desa Wisata

Konsep pariwisata pedesaan ini sudah direncanakan oleh presiden Jokowi. Kebijakan untuk mengembangkan homestay desa wisata ini, memiliki bagian dari tujuan pemerataan ekonomi di Indonesia.

  • Air Accessibility

Konektivitas udara pelaku pariwisata Indonesia, tidak hanya meliputi masyarakat lokal yang tinggal di Indonesia. Ada banyak sekali pelaku pariwisata yang merupakan mancanegara. Akses para wisatawan mancanegara ini didominasi oleh transportasi udara.

Kebijakan Yang Tercipta Untuk Pemulihan Sektor Pariwisata

Demi memulihkan kembali sektor pariwisata, ada beberapa kebijakan baru yang mulai diterapkan di Indonesia. Dengan adanya kebijakan pariwisata Indonesia ini, diharapkan semua orang yang terlibat pada sektor ini bisa bangkit kembali dari keterpurukan karir yang melanda.

Beberapa kebijakan di masa pandemi ini, sudah mulai diterapkan. Untuk kamu yang sudah penasaran, berikut ini bisa kamu simak dengan baik beberapa kebijakannya:

  • Penyusunan Protokol CHS (Cleanliness, Health, and Safety)

Dalam menghadapi wabah virus corona, protokol kesehatan selalu digembar gemborkan pada kalangan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menekan angka kenaikan pasien positif covid-19. Hal ini pula lah yang dilakukan oleh pembuat kebijakan pariwisata yang ada di Indonesia.

Namun, bentuk kebijakan ini dibuat dengan cara yang lebih kreatif. Protocol ini diiklankan dalam bentuk video edukasi dan juga handbook. Protokol ini lantas diberikan kepada siapa saja pihak yang terlibat pada sektor pariwisata. Termasuk juga diberikan pada pelaku ekonomi kreatif.

  • Simulasi Penerapan Protokol

Selain menyusun protokol dalam bentuk video yang menyebarkannya, pemerintah juga melakukan kebijakan dengan cara mengadakan simulasi penerapan protokol. Setiap proses simulasinya akan didokumentasikan dengan baik, sehingga bisa menjadi panduan konkret pada semua masyarakat.

Simulasi ini juga dilakukan dengan mengadakan sosialisasi, pelatihan, dan juga publikasi. Simulasi ini tidak hanya ditujukan untuk pelaku pariwisata lokal, namun juga domestik-internasional.

  • Kampanye #DreamNowTravelTomorrow

Kebijakan ini dibentuk untuk mengenalkan atau branding protokol CHS pada wisatawan mancanegara. Dalam kampanye ini kamu akan melihat berbagai konten inspiratif yang di dalamnya juga terkandung aturan protokol yang telah ditentukan.

Tidak dapat dipungkiri kampanye yang berisi konten kreatif ini menuai feedback yang positif dari kalangan wisatawan mancanegara.

Dengan konten yang lebih menarik, wisatawan mancanegara bisa melihat bahwa sektor wisata Indonesia tidak hanya menghadirkan destinasi yang menyenangkan namun juga memberikan edukasi kreatif untuk saling menjaga kesehatan di era pandemi seperti saat ini.

Dalam hal ini, Indonesia juga mengharapkan agar sektor wisata Indonesia akan tetap bagus di benak para wisatawan dengan protokol baru yang menjanjikan ini.

  • Menggerakkan Diaspora Untuk Promosi Kebijakan

Tidak hanya pemerintah dan masyarakat Indonesia saja yang harusnya bergerak untuk menyemarakkan protokol pada sektor pariwisata ini. Semua warga Indonesia yang sedang memiliki urusan di luar negeri juga harus terlibat.

Hal ini dibuktikan dengan cara pemerintah menggerakkan pihak diaspora di Laos agar senantiasa mempromosikan kebijakan yang telah dibentuk dan diaplikasikan di seluruh wilayah Indonesia ini.

  • Menggerakkan ASITA Untuk Peningkatan Kepercayaan Wisatawan

Pembentukan nasional branding, ternyata juga bisa dipengaruhi oleh adanya kebijakan dalam penanganan covid di sektor pariwisata. Dalam hal ini, perlu menggerakkan ASITA untuk membuat wisatawan menaruh kepercayaan besar terhadap sektor pariwisata Indonesia.

Dalam hal ini, Indonesia juga menyemarakkan kampanye #DiIndonesiaAja dengan mengambil segmentasi dari pemerintah, wisatawan perorangan (FIT), pasarn keluarga, dan pasangan.

  • Sinkronisasi Anggaran Belanja

Sinkronisasi ini dilakukan untuk membantu meningkatkan kekuatan ekonomi yang ada di Indonesia. Sinkronisasi anggaran ini diambil dari anggaran belanja perjalanan dinas yang ada di dalam negeri oleh kementerian dan lembaga.

Dana atau anggaran tersebut akan dialokasikan pada daerah yang memang banyak bergantung pada sektor ekonomi. Dari sini, keseimbangan ekonomi akan bisa tumbuh dengan baik.

Kebijakan ini sebenarnya ditujukan pada kondisi pasca pandemi. Namun hingga kini pandemi masih belum berakhir.

Beberapa kebijakan pariwisata Indonesia yang dijelaskan di atas, dibangun dan disimulasikan demi membangun kembali sektor pariwisata yang terpuruk cukup parah akibat pandemi covid-19. Dalam hal ini, semua masyarakat diharapkan bisa ikut terlibat dalam menjalankan setiap kebijakan yang dibuat.