5 Tipe Rumah Tradisi yang Dapat Diketemukan di Makassar

Rumah tradisi Makassar sekarang jadi populer sampai ke luar negeri. Rumah tradisi yang unik menarik jadi daya magnet untuk pencinta budaya.

Rumah tradisi Makassar yang banyak memiliki keelokan selalu menarik perhatian di Negeri ini. Di mana rumah tradisi yang berada di Makassar ini ialah sebuah peninggalan. Rumah tradisi dengan kekayaan budaya itu ialah sebuah kebanggaan untuk warga Makassar.

Pada rumah tradisi ini banyak memiliki kekhasan. Seperti ada ornamen yang tentukan identitas pemilik rumah. Disamping itu material dasar dari rumah ini tentukan status sosial dari warga yang tinggal.

Rumah pentas ini banyak memiliki kekhasan yang memesona. Daya tarik itu membuat rumah tradisi Makassar ini populer dan jadi lokasi yang keramat untuk beberapa aktivitas dan upacara dan acara tradisi.

Pembikinan rumah tradisi ini murni memakai kayu. Cara membuat rumah tradisi ini dengan memberikan tiang berbentuk kayu. Penanaman tiang kayu ini mempunyai kedalaman sama ukuran pusar dari orang dewasa.

Pembikinan tinggi kolong rumah tradisi ini yakni dengan tinggi dari pemilik rumah. Kemudian diteruskan dengan pembikinan alas rumah atau disebutkan dengan pappatettong aliri.

Penempatan tiang pada pembikinan rumah ini ialah di barisan depan dan samping. Bila pembikinan rumah dengan luas yang semakin besar kembali karena itu pengaturan tiangnya akan makin bertambah dan makin rata.

Tipe Rumah Tradisi yang Dapat Diketemukan di Makassar

1. Rumah Tradisi Suku Bugis

Rumah Tradisi Suku Bugis
Gambar Kredit: Makassarguide.com
Rumah tradisi ini biasanya dibuat dengan bangunan yang ke arah ke kiblat. Rumah tradisi Suku Bugis ini terbagi dalam Awasao, Rakkaeng dan Bola.

Peranan dari pembagian sisi rumah tradisi Suku Bugis ini yakni sebagai ruang penyimpanan alat untuk bertani dan alat untuk beternak. Disamping itu ruang ini dipakai untuk ruangan untuk ternak. Ruangan ini disebutkan bernama Passiringa atau Awasao.

Rakkaeng ialah sebuah ruang yang dijadikan tempat simpan beberapa barang bernilai yang ada di rumah. Seperti simpan perak, keris, emas dan yang lain.

Ruang paling akhir yakni Bola, di mana ruang ini ialah sebuah ruang yang dipakai khusus untuk tempat melakukan aktivitas pemiliknya. Dalam pengertian lain, ruang Bola ini ialah sebuah ruang individu.

BACA JUGA: Pulau Pantara Resort

2. Rumah Tradisi Suku Mandar

Rumah Tradisi Suku Mandar
Gambar Kredit: Thecolourofindonesia.com
Rumah tradisi suku Mandar ini dipisah jadi dua yakni, pertama tipe rumah tradisi boyang adaq dan ke-2  ialah rumah tradisi boyang beasa. Ketidaksamaan dari 2 rumah tradisi ini mempunyai ukir-pahatan dan hiasan yang tertentu juga.

Di mana tipe rumah tradisi boyang adaq itu ditujukan untuk beberapa bangsawan dari Suku Mandar. Ornamen pertanda pada rumah ini berbentuk penutup dari bumbung rumah. Di mana bumbung ini jadi pembanding setiap rumah. Bila mempunyai bumbung lebih dari tiga karena itu makin tinggi derajat atau status dari pemilik rumah.

Dan rumah tradisi dengan mode Boyang beasa ialah rumah untuk rakyat biasa. Yang di mana pemilik rumah mempunyai penutup bumbung yang semakin sedikit atau mungkin kurang dari 3.

Rumah tradisi dari suku Mandar ini biasanya mempunyai warna yang gelap. Wujud dari atap rumah suku Mandar ini yakni berwujud segitiga.

3. Rumah Tradisi Suku Toraja

rumah tradisi yang ini ialah rumah tradisi yang terpopuler di Makassar. Rumah tradisi ini mempunyai nama lain yakni Tongkongan. Pembikinan rumah tradisi Suku Toraja ini harus menghadap ke Utara. Di mana dengan menghadap ke utara dipercaya jadi tempat berkumpulnya beberapa nenek moyang.

Rumah tradisi ini terbagi dalam ukir-pahatan dan gabungan warna kuning, merah dan hitam. Bangunan tempat tinggal tradisi ini ialah peninggalan dari nenek moyang. Warisan monumental, hingga rumah tradisi ini sekarang sering dipakai sebagai tempat beberapa acara religius.

Pembikinan rumah ini biasanya cuma memakai kayu Uru. Atap rumah ini membuat perahu yang tengkurap. Disamping itu pada bagian atas ada patung yang seperti kepala kerbau.

4. Rumah Tradisi Suku Luwuk

Rumah tradisi ini terbagi dalam tudang sipulang yakni ruang yang dipakai sebagai tempat terima tamu yang tiba. Ada ruangan tengah yang dipakai sebagai ruangan keluarga. Ada ruangan belakang, yakni ruangan paling kecil dari ruangan yang lain.

Rumah tradisi ini dahulunya ialah rumah untuk Raja Luwuk. Di mana karena keelokan rumah tradisi Luwuk ini ada 88 buah penyangga untuk membuat rumah ini. Rumah ini dihias dengan bunga Prengreng.

Rumah tradisi Luwuk ini diperbedakan dari ada bumbungan di bagian atap yang banyak. Jumlahnya bumbungan itu jadi pertanda kelas untuk pemilik rumah itu.

5. Rumah Tradisi Suku Makassar

Rumah tradisi suku Makassar ini dibikin sama ukuran yang luas dan besar. Pada rumah tradisi ini ada atap yang berwujud segi-tiga. Di mana wujud segitiga ini dinamai Timbaksela.

Rumah ini biasanya dibikin sama ukuran yang lumayan besar. Di mana teras pada rumah tradisi Balla ini disebutkan dengan dego-dego. Kamar tamunya dinamai paddaserang dallekang. Antiknya kembali, ruang untuk wanita ditempatkan pada bagian paling belakang dari rumah ini.

Timbaksela ini jadi pertanda kekayaan untuk tiap rumah di Makassar. Disamping itu pertanda rumah tradisi untuk beberapa bangsawan kaya yakni ada coccorong atau pegangan pada tangga rumah.

rumah ada minahassa

BACA JUGA:

Untuk rumah untuk warga biasa biasanya tidak memakai coccorong pada tangga tempat tinggalnya. Disamping itu tangga pada warga biasa sejumlah ganjil.

Bukti yang Dipunyai Rumah Tradisi Makassar

Pada rumah tradisi Makassar ini mempunyai jumlah tambulang atau timba silla yang berbeda. Di mana karena ada formasi timba silla yang yang makin bertambah karena itu ini akan menunjukkan jika smakin tinggi derajat dari yang tinggal di rumah itu.
Dego-dego sebagai sisi kecil dari rumah tradisi ini. Dego-dego ini berada pada bagian luar rumah atau disebutkan teras.
Paddaserang dallekang ialah sebuah ruangan yang dipakai untuk terima tamu dan ada di muka pintu khusus rumah.
Paddaserang Tangga ialah sebuah ruang tengah yang dijadikan tempat bergabung untuk keluarga. Ruang ini cuma dijangkau oleh pemilik rumah saja.

Paddaserang riboko yakni sebuah ruang yang berada pada bagian belakang rumah. Paddaserang riboko ini diutamakan untuk anak gadis.
Pammakang yakni ada di sisi teratas rumah atau disebutkan dengan loteng.
Siring ialah sebuah ruang penyimpanan atau gudang yang ada di sisi paling bawah dari rumah tradisi itu.
Pokok rumah pada rumah tradisi ini yakni terbagi dalam bagian-bagian atau ruang.
Balla pallu ialah sisi dapur. Balla pallu ini berada pada bagian paling belakang rumah. Di mana balla pallu ini ada di status terendah dari ruang yang lain.

Kekhasan yang Dipunyai Rumah Tradisi Makassar

1. Seperti Rumah Pentas

Rumah tradisi di Makassar ini mempunyai kekhasan yang seperti rumah pentas. Tingginya sekitar 3 mtr.. Rumah ini di mempunyai penyangga berbentuk kayu-kayu. Ada 5 sampai 10 tangkai kayu yang dipakai sebagai penyangga. Penyangga kayu ini ada di sisi belakang rumah dan pada bagian samping rumah.

Pada jaman dulu rumah ini dipakai untuk beberapa bangsawan di Makassar. Di mana rumah untuk beberapa bangsawan ini mempunyai ketidaksamaan yang disaksikan dari jumlahnya timbaksela rumah itu.

2. Atap Rumah Tradisi Jadi Pembanding

Antiknya Rumah ini mempunyai atap yang dibuat dari bambu, ijuk atau jerami. Di mana sisi depan atap rumah tradisi di Makassar banyak seperti pelana kuda yang lancip, kepala kerbau dan yang lain.

Ketidaksamaan dari atap rumah ini ialah sebuah lambang yang dibikin menyengaja untuk pemilik rumah. Di mana lambang ini mengisyaratkan jika pemilik rumah itu ialah seorang bangsawan.

3. Bangunan Rumah Tradisi Tanpa Paku atau Logam

Pembuatan rumah tradisi di Makassar ini biasanya memakai kayu murni. Tanpa pemakaian logam atau pemakaian paku. Semua memakai material dasar dan bahan lain dari pembikinan rumah tradisi memakai kayu.

BACA JUGA: Pulau Pelangi Jakarta

Di mana pemakaian kayu pada rumah tradisi warga biasa berlainan dengan pemakaian kayu pada pembuatan rumah tradisi untuk bangsawan.

4. Ornament pada Rumah Tradisi Mempunyai Arti berbeda

Pada bangunan tempat tinggal tradisi biasanya mempunyai beberapa ukir-pahatan dan hiasan. Di mana ornamen itu bermakna tertentu.
Ada ukir-pahatan dengan beberapa pola ini dipercaya bisa memberi kemampuan, keadilan dan kebaikan untuk pemilik rumah.

Filosofi yang Dipunyai Rumah Tradisi Makassar

1. Pembanding Rumah Rakyat Biasa dengan Bangsawan

Rumah tradisi Makssar yang mempunyai wujud seperti Timbaksela ini ialah lambang yang memperlihatkan strata pemilikan rumah. Di mana rumah yang mempunyai timbaksela dengan 3 formasi karena itu ini sebagai rumah beberapa bangsawan.

Tetapi bila timbaksela pada rumah tersusun lima karena itu pemilik rumah itu ialah bangsawan yang mempunyai kedudukan di kepemerintahan. Dan arti filosofi dari wujud segitiga yang ada di atap rumah tradisi ini memiliki makna jika yang tinggal pada tempat itu ialah rakyat biasa.

Disamping itu di dalam rumah tradisi ini ada dua tipe tangga. Di mana tangga itu yakni pertama sapana dan ke-2  tukak. Sapana ialah tangga yang ada di beberapa rumah beberapa bangsawan.

Di mana tangga sapana ini dibuat dari bambu. Anak tangga dari bambu itu dibikin dengan disulam. Dan anak tangga tukak biasanya ada di sejumlah rumah tradisi yang ditempati oleh rakyat biasa.

2. Arti dari Pembagian Penyekat di Rumah Tradisi

Nilai seni dari pembikinan rumah tradisi Makassar ini mempunyai filosofi. Di mana rumah tradisi ini dibuat dengan seperti anatomi dalam tubuh manusia atau mempunyai sekat-sekat atau disebutkan Sulapak appak.

Sisi rumah ini terbagi dalam sisi bawah siring atau kolong, ruang tengah atau kale balla dan ada sisi atas atau loteng yang disebutkan dengan pammakkang.

Sisi rumah ini bermakna yakni di mana sisi siring memiliki arti sebuah lokasi yang nista atau kotor. Kabarnya menurut narasi sisi bawah kolong atau siring dari rumah ini jadi tempat untuk meredam tahanan atau budak.

Selanjutnya ruangan tengah atau kale balla ini ialah tempat bekerja untuk yang tinggal di rumah. Di mana kale balla ini dipisah kembali jadi tiga petak yakni ruangan belakang, ada ruangan depan dan ruangan ruang tengah.

Selanjutnya Pammakang atau loteng rumah ini umumnya digunakan sebagai area untuk menyimpan beberapa benda dan beberapa alat untuk bekerja. Disamping itu pada tempat ini dipakai sebagai area untuk menyimpan hasil panen untuk warga. Tempat ini biasanya mempunyai nilai-nilai religius karena ada di teratas rumah.